Minggu, 12 April 2015

Program Pabbajja Samanera & Latihan Atthasilani Sangha Theravada Indonesia 2015


Leaflet Pesan Waisak 2559/2015 Sangha Theravada Indonesia



Pesan Waisak 2559TB/2015 Sangha Theravada Indonesia



SAṄGHA THERAVĀDA INDONESIA
Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, BSD City Sektor VII Blok C Nomor 6, Tangerang Selatan 15321.
Telp (021) 53167061, Faks. (021) 53156737.
Vihara Mendut, Kotakpos 111, Kota Mungkid 56501. Telp / Faks (0293) 788564.

PESAN WAISAK 2559/2015

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Dhammaṃcare sucaritaṁ, Na naṁ duccaritaṁ care
Dhammacārī sukhaṁ seti, Asmiṁ loke paramhi ca
(Dhammapada 169)

Sepatutnya ia melaksanakan Dhamma dengan baik, tidak melaksanakan dengan buruk.
Ia yang senantiasa melaksanakan Dhamma, akan berbahagia di dunia ini dan
di dunia lain.

            Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Guru Agung Buddha Gotama, yaitu: kelahiran Siddhartha Gotama calon Buddha, pencapaian Pencerahan Sempurna Buddha, serta kemangkatan Guru Agung Buddha. Tiga peristiwa suci itu terjadi pada hari yang sama, yaitu hari purnama sidi, bulan Waisak, dengan tahun yang berbeda-beda: kelahiran calon Buddha tahun 623 SM di Kapilavasthu, India Utara; Pencerahan Sempurna tahun 588 SM di Bodhgaya, India; dan Buddha mangkat tahun 543 SM pada usia 80 tahun, di Kusinara, India. Hari Trisuci Waisak 2559 tahun ini jatuh pada tanggal 2 Juni 2015. Seluruh umat Buddha di dunia memperingati Trisuci Waisak dengan laku puja bakti, meditasi, pendalaman Dhamma ajaran Buddha, serta kegiatan-kegiatan sosial-budaya Buddhis lain.

            Saṅgha Theravāda Indonesia mengangkat tema Trisuci Waisak 2559/2015: Dhamma Melindungi yang Melaksanakan. Dhamma ajaran Buddha meliputi tiga aspek, yaitu: pelajaran, pelaksanaan, dan pengalaman. Pelajaran Dhamma terdapat dalam kitab suci Tipitaka yang memuat kebenaran-Dhamma dan kemoralan-Vinaya, sedangkan pelaksanaan Dhamma adalah praktik kesusilaan (moral), praktik keteguhan pikiran (meditasi), dan praktik kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman Dhamma adalah hasil praktik kesusilaan, keteguhan pikiran, dan kebijaksanaan, yang berupa lenyapnya penderitaan.

Pesan Waisak Sangha Theravada Indonesia 2559 TB/2015


Selasa, 07 April 2015

Program Pabbajja Sāmaṇera Dan Latihan Aṭṭhasīlani Saṅgha Theravāda Indonesia Tahun 2015


*Note:
  • Untuk info lebih lengkap dan persyaratan peserta silakan menghubungi nomor telepon masing-masing wihara penyelenggara, atau dapat mengunjungi website resmi SaṅghaTheravāda Indonesia. 

sumber: www.sanghatheravadaindonesia.or.id

Program Upasaka-upasika Atthasila (Wisma Vipassana Kusalacitta - Kota Bekasi)



Weekend Meditation (Wisma Vipassana Kusalacitta - Kota Bekasi)


PELAKU KEBAJIKAN AKAN BERBAHAGIA DI KEDUA ALAM


PELAKU KEBAJIKAN AKAN BERBAHAGIA DI KEDUA ALAM
(Empat Cakka)

Oleh: Sāmaera Yogi Guṇavaro Guṇapiyo

“Dhamma care sucarita,
na na duccaritaṁ care;
Dhammacārī sukhaṁ seti,
asmiṁ loke paramhi ca’ti.”

Hendaklah seseorang hidup sesuai dengan Dhamma
dan tak menempuh cara-cara jahat.
Barang siapa hidup sesuai dengan Dhamma,
maka ia akan hidup bahagia di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
(Dhammapada: 169 – Loka Vagga)



            Apa yang telintas di dalam pikiran kita saat mendengar kata ‘kebahagiaan’ dan ‘kebajikan’? Apakah keduanya dapat dipisahkan? Atau?
            Kebahagiaan dan kebajikan adalah dua hal yang saling menopang satu dengan yang lainnya. Kebahagiaan, kebahagiaan bukan lah hal instan, kebahagiaan yang dapat kita rasakan merupakan hasil dari kebajikan yang telah kita lakukan, dilakukan sebelumnya. Ketika seseorang membantu orang lainnya, orang lain tersebut merasa bahagia dan berpuas hati, kebahagian yang dapat kita rasakan dari kebajikan tersebut adalah, ketika kita mampu melihat orang yang kita bantu merasa bahagia dan menikmati pemberian kita. Demikian pula dengan kebahagiaan, kebahagian yang kita rasakan merupakan suatu kondisi yang baik, yang dapat mendorong kita untuk berbuat baik lagi, lagi dan lagi. Dengan kata lain, ketika seseorang melakukan kebajikan dan kemudian berbahagia atas hasil yang diperoleh, orang tersebut di dorong untuk kembali melakukan kebajikan dengan kebahagiaan yang tengah ia rasakan.