Rabu, 23 September 2015

Cahaya - Hidup ini singkat namun membekas


Cahaya - Hidup ini singkat namun membekas

Siapa yang benar-benar menyadari bahwa hidup ini sangatlah singkat. Kebanyakan kita menganggap hidup ini adalah perjalanan panjang, sehingga menikmati hidup dan bersenang-senang di dalamnya adalah sebuah keharusan yang harus kita kejar. Namun jauh di balik itu, ada sesuatu yang tersembunyi, ya hidup ini singkat. Hidup ini menjadi singkat karena kita tidak pernah tahu kapan kematian datang, dimasa-masa yang tidak pasti itulah kita harus mengisi waktu dengan sesuatu yang baik, agar di dalam ke-singkatan-nya ada sesuatu yang baik yang kita tinggalkan. Cahaya pun sama singkatnya dan membekas, demikian hidup laksana cahaya, yang singkat namun membekas.

Minggu, 06 September 2015

Mari Belajar Untuk Kehidupan yang Lebih Baik



Tangerang, Minggu (06/09/15) - Belajar adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan hidup kita. Tanpa belajar kita tidak mungkin memperoleh pengetahuan, dan tidak mungkin dapat mengerti suatu hal. Konsep atau mental yang 'masa bodoh' merupakan penyakit yang mengakibatkan pada kematian. Kematian mental yang tidak akan pernah berkembang, atau kematian lingkungan tempat ia tinggal. Mengapa demikian?

Sering kali kita mendengar kata 'ya sudahlah, orang kemampuan saya cuman begini, mau bagaimana lagi.' Kalimat pernyataan demikianlah yang akan menjadi faktor utama kita tidak pernah berkembang, dan tidak pernah mengalami kemajuan di dalam kehidupan ini. Merasa cukup sampai pada titik itu, merasa sudah tidak bisa apa-apa, hingga pada akhirnya tidak mau belajar kembali. Itulah sebabnya, pernyataan berpuas pada keadaan tidak berlaku pada 'belajar', seseorang yang senantiasa belajar, belajar, dan terus belajar akan jauh lebih paham mengenai kehidupan ini secara luas. Alih-alih merasa cukup dengan yang ada, ia hanya bermalas-malas tidak ingin belajar kembali.

Hal berikutnya yang harus sering kali kita tekankan, terkadang kita merasa diri kita benar atau sudah baik. Akan tetapi itu hanya pandangan dari dalam 'inside', lalu bagaimana dengan pandangan dari luar 'out'? Pandangan dari luar pun harus kita dengar, untuk apa? untuk  perbaikan diri. Ya! ada orang yang tidak senang untuk dinasihati, diberitahu, atau bahkan dikritik. Orang dengan jenis seperti ini adalah orang yang akan selalu terpuruk di dalam kebencian, di dalam penderitaan, dan di dalam kebodohannya. Dalam Anguttara Nikaya - Vajirupamasutta, Buddha pernah mengatakan bahwa ada satu jenis manusia seperti hal demikian, yang di ibaratkan manusia dengan pikiran seperti luka mengangah Arukhupamacitta Puggala.  Artinya semakin ia tidak senang dinasihati, semakin ia membuat dirinya terluka lebar, semakin menderita dan semakin kesakitan. Layaknya luka yang mengangah, ketika di garuk maka lukanya akan semakin parah.

Untuk itulah, mari kita bersama-sama mengarahkan diri ini kearah yang lebih baik, dengan cara belajar, belajar, dan belajar. Dengan belajar seseorang akan memperoleh pengetahuan, dari pengetahuan yang diperoleh tersebut maka apa yang akan diucapkannya adalah apa yang baik, tidak sembarang omong asal bunyi. Akan tetapi ingat, belajar saja tidak cukup, untuk itu kita harus praktik kerendahan hati dengan cara, ketika dinasihati, ketika kita mendapat kritikan, dengarkanlah, terimalah, pelajarilah, dan kemudian berubahlah jika kita salah. Sehingga dengan demikian, harmonisasi akan terbangun didalam kehidupan kita.

Selamat belajar, selamat belajar memiliki kerendahhatian.