Oleh: Samanera Gunapiyo
Dalam kehidupan ini, kita sering kali mendengar
omongan-omongan mengenai diri kita, baik itu perihal kebaikan yang telah
dilakukan atau perbuatan cela yang sudah kita lakukan.
Dalam Majjhima Nikāya
I.126 – Kakacupama Sutta, Buddha pun memaparkan bahwa ada lima kemungkinan
ucapan yang dapat ditujukan orang lain kepada diri kita, mereka berbicara:
- Pada waktu tepat atau pada waktu tidak tepat (kālena vā akālena vā).
- Benar atau tidak benar (bhūtena vā abhūtena vā).
- Lembut atau kasar (saṇhena vā pharusena vā).
- Berhubungan dengan kebaikan atau mencelakakan (atthasaṃhitena vā anatthasaṃhitena vā).
- Disertai dengan pikiran cinta kasih atau benci (mettacittā vā dosantarā vā).
Jika menerima ucapan perihal yang baik, kita tentu saja bisa
siap, malah bisa bersenang hati. Lalu bagaimana jika ucapan atau omongan yang
tidak enak di hati dapat kita terima dengan baik?
Pada sutta yang
sama Buddha mengatakan,
“Bila
ada orang berbicara dengan lima macam ucapan itu, para bhikhu harus melatih
diri mereka: 'Pikiran kami tidak akan terpengaruh, kami tidak akan mengucapkan
kata-kata buruk dan kami akan tetap penuh kasih sayang demi kesejahteraan
(banyak orang) dengan pikiran diliputi cinta kasih tak ada kebencian. Kami akan
memancarkan pikiran cinta kasih kepada orang itu; kami akan meliputi diri
dengan cinta kasih yang banyak, penuh dan tak terbatas tanpa kejahatan atau iri
hati untuk semua makhluk di alam semesta ini, sebagai obyeknya.'”
Dalam
hal ini Buddha menekankan beberapa poin dalam menanggapi ucapan yang ditujukan
orang lain kepada diri kita, yaitu:
- Pikiran tidak mudah terpengaruh.
- Tidak mencaci dengan kata buruk kepadanya.
- Senantiasa memenuhi diri dengan kasih sayang demi kesejahteraan makhluk lain dengan pikiran yang diliputi cinta kasih tak ada kebencian serta iri hati.
Itulah beberapa hal yang selayaknya seseorang latih
dalam dirinya ketika menanggapi ucapan atau pembicaraan tidak menyenangkan yang
ditujukan kepada dirinya.
Pada bagian akhir sutta
tersebut Buddha menyatakan, “Taṃ
vo bhavissati dīgharattaṃ hitāya sukhāyā (hal ini cukup mensejahterakan dan membahagiakan anda
semua).”