Minggu, 12 Oktober 2014 -- Vihara Karangdjati Yogjakarta |
Kata Pindapata berasal dari bahasa Pali yang
artinya menerima persembahan makanan. Sedangkan yang disebut Patta adalah
sejenis mangkok makanan yang digunakan oleh para Bhikkhu/Bhikkhuni.
Pindapatta merupakan tradisi Buddhis yang telah dilaksanakan sejak zaman kehidupan Sang Buddha Gotama (bahkan sejak jaman para Buddha terdahulu) hingga saat ini, terus berlanjut hingga jaman Buddha-Buddha yang akan datang. Tradisi Pindapatta ini masih tetap dilaksanakan di beberapa negara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar dan Srilanka. Sedangkan di negara-negara lain termasuk Indonesia, tradisi ini sudah jarang dilaksanakan disebabkan banyak faktor yang tidak mendukung pelaksanaan kebiasaan ini. Seperti jumlah Bhikkhu yang tidak banyak, juga jumlah umat Buddha yang sedikit, dan banyak pula diantaranya yang tidak mengerti dan tidak mengenal tatacara tradisi Pindapatta ini.
Pindapatta dilaksanakan oleh para Bhikkhu/
Bhikkhuni dengan cara berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa
Patta/ Patra (mangkok makanan) untuk menerima/ memperoleh dana makanan dari
umat guna menunjang kehidupannya.
Pemberian dana makanan kepada para
Bhikkhu/Bhikkhuni ini tidak sama dengan pemberian sedekah atau berdana kepada
seorang pengemis, peminta-minta, dan sebagainya. Dalam Pindapatta ini seorang
Bhikkhu/Bhikkhuni tidak boleh mengucapkan kata-kata meminta, tetapi umatlah
yang secara sadar dan ikhlas, serta semangat bakti memberikan/ mendanakan
makanan demi membantu kelangsungan kehidupan suci para anggota Sangha dan membantu
kelangsungan serta melestarikan Buddha Dhamma itu sendiri. Bagi para Bhikkhu/
Bhikkhuni sendiri, pindapatta ini merupakan cara untuk melatih diri hidup
sederhana/ prihatin, belajar menghargai pemberian orang lain, dan melatih Sati
(perhatian/kesadaran murni), serta merenungkan bahwa fungsi utama makanan
adalah untuk memenuhi kebutuhan badan jasmani agar tidak cepat sakit dan lapuk,
bukan untuk kesenangan dan mencari kenikmatan. Sedangkan bagi umat Buddha,
pindapatta ini merupakan ladang yang subur untuk menanam jasa kebajikan sebab
berdana kepada Mereka yang menjalani kehidupan suci merupakan suatu berkah yang
utama.(red.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar