Bhagavant.com,
California, Amerika Serikat – Tahukah Anda bahwa tindakan sekecil apa pun dapat memberikan dampak perubahan? Setidaknya hal ini terbukti dalam peristiwa yang terjadi di lingkungan Oakland, California, Amerika Serikat, saat tindakan kecil menghasilkan dampak yang besar.
California, Amerika Serikat – Tahukah Anda bahwa tindakan sekecil apa pun dapat memberikan dampak perubahan? Setidaknya hal ini terbukti dalam peristiwa yang terjadi di lingkungan Oakland, California, Amerika Serikat, saat tindakan kecil menghasilkan dampak yang besar.
Ketika sebuah jalan tertutup di 11th
Avenue dan 19th Street di Oakland menjadi sebuah daya tarik bagi para
penjual obat-obat terlarang dan menjadi tempat pembuangan sampah ilegal,
seorang warga memiliki sebuah gagasan dengan membeli sebuah rupaka
kecil Buddha di sebuah toko perangkat keras dan menempatkannya di jalur
hijau.
Kemudian ditempat yang sama sebuah
cetiya kecil didirikan untuk menempatkan rupaka Buddha tersebut yang
akhirnya menarik puluhan warga etnis Tionghoa dan Vietnam yang datang ke
cetiya itu setiap harinya.
Dan secara ajaib semenjak cetiya
tersebut dikembangkan, kriminalitas dan penyakit dari tanaman (hawar)
mulai menghilang, dan antar warga yang tidak berbicara dalam bahasa yang
sama menjadi saling terhubung.
Saat ditanya apakah tempat tersebut
sangat penting, Sau Tran, seorang warga senior yang tinggal tidak jauh
dari cetiya kecil tersebut membenarkannya.
“Ya, sangat penting bagi saya. Saya
percaya kepada Buddha. Saya sangat sangat percaya Buddha,” kata Sau Tran
seperti yang diliput KPIX 5, Rabu (17/9/2014).
Dengan dampak yang dirasakan oleh warga,
maka saat pemerintah kota hendak menggusurnya karena dianggap
berbahaya, warga serempak menolaknya.
“Kita semua telah bekerja sama dengan
kota dan menginginkan ‘lebih baik Anda tidak menghancurkannya, ini
merupakan sesuatu yang merupakan bagian dari tempat kami,’” kata
Christina Moicillo, salah seorang warga.
Sejauh ini pemerintah kota telah menunjukkan kebijaksanaan dengan membiarkan cetiya tersebut tetap ada.
“Para wargalah yang mengambil inisiatif
dan membersihkan tempat kami sendiri,” kata Moicillo. “Kami yang
melakukannya. (Cetiya) ini telah melindungi dengan baik, kami semua
merawatnya, (cetiya) ini telah menjadi bagian dari komunitas kami
sekarang.”
Yang menarik dan ironinya, rupaka
tersebut ditempatkan untuk pertama kali pada lima tahun yang lalu oleh
seorang warga non-Buddhis, yang berpikir rupaka tersebut dapat membantu
memperindah lingkungan.[Bhagavant, 28/9/14, Sum]