Selasa, 17 Februari 2015

Tentang Maghapuja

Ilustrasi suasana magha

Māghapūjā adalah salah satu hari raya umat Buddha. Hari raya ini memperingati peristiwa agung yang hanya terjadi dijaman Buddha. Peristiwa Māghapūjā ini diawali ketika Sang Buddha berada di Taman Tupai, hutan bambu Veluvana-arama, di kota Rajagaha pada bulan Magha. Pada saat yang sama Sang Buddha dikunjungi oleh para Bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan memiliki beberapa kemampuan abhinna. Dengan keinginan sendiri dan tanpa saling memberitahukan terlebih dahulu satu dengan yang lain, Mereka masing-masing pergi untuk mengunjungi Sang Buddha. Pertemuan tanpa disengaja oleh para Bhikkhu Arahat di Taman Tupai itu dihadiri dalam jumlah mencapai 1250 orang Bhikkhu. Pada kesempatan itu Sang Buddha mengadakan uposatha dan melakukan Ehi Bhikkhu Upasampada kepada mereka, yaitu pentabisan bhikkhu dengan memakai ucapan Ehi Bhikkhu (datanglah, O, para Bhikkhu). Setelah mengadakan Ehi Bhikkhu Upasampada selanjutnya Beliau memberikan pembabaran Ovādapāṭimokhā kepada Mereka. Pertemuan Agung para Bhikkhu Arahat tersebut dinamakan Caturangasanipata, yaitu pertemuan akbar yang didukung oleh 4 (empat) faktor peristiwa utama yang istimewa, yaitu :
  1. Berkumpulnya para Bhikkhu yang berjumlah 1250 orang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
  2. Mereka semuanya telah mencapai tingkat kesucian dan memiliki kemampuan abhinna.
  3. Mereka ditabiskan dengan memakai ucapan Ehi Bhikkhu.
  4. Sang Buddha membabarkan Ovadapatimokkha kepada Mereka.

Ovādapāṭimokhā merupakan salah satu Dhamma yang sangat diminati oleh para Bijaksana, yang ingin melaksanakan kedisiplinan dalam bersila, terutama diminati oleh seorang Bhikkhu yang sedang melaksanakan kehidupan suci. Berikut isi tiga syair Ovādapāṭimokhā:

Khantī paramaṁ tapo tītikkhā

nibbānaṁ paramaṁ vadanti buddhā

na hi pabbajito parūpaghātī

samaṇo hoti paraṁ viheṭhayanto.

Kesabaran adalah cara bertapa yang paling baik.
Sang Buddha bersabda : Nibbanalah yang tertinggi dari segalanya.
Beliau bukan pertapa yang menindas orang lain.
Beliau bukan pula pertapa yang menyebabkan kesusahan orang lain.


Sabbapāssa akaraṇaṁ

Kusalassūpasampadā

sacittapariyodapanaṃ

etaṁ buddhāna sāsanaṁ

Janganlah berbuat kejahatan
Perbanyaklah perbuatan baik
Sucikan hati dan pikiranmu
Itulah Ajaran semua Buddha


anūpavādo anūpaghāto

pātimokkhe ca saṃvaro

mattaññutā ca bhattasmiṁ

pantañca sayanāsanaṁ

adhicitte ca āyogo

etaṁ buddhāna sāsananti

Tidak menghina, tidak melukai
Mengendalikan diri sesuai dengan tata-tertib.
Makanlah secukupnya
Hidup dengan menyepi.
Dan senantiasalah berpikir luhur.

Pada sumber lainnya, di Kitab Buddhavaṁsa terdapat beberapa cerita mengenai māghapūjā pada masa Buddha-buddha yang lampau, diantaranya meliputi jumlah Bhikkhu Arahat yang hadir dan berapa kali pelaksanaannya, berikut adalah datanya:
  1. Buddha Vipassī: 3x Māghapūjā (1) 6,8 juta; (2) 100rb; dan (3) 80rb bhikkhu Arahat 
  2. Buddha Sikhi: 3x Māghapūjā (1) 100rb; (2) 80rb; dan (3) 70rb bhikkhu arahat
  3. Buddha Vessabhu: 3x  Māghapūjā (1) 80rb; (2) 70rb; dan (3) 60 rb bhikkhu arahat
  4. Buddha Kakusandha: 1x  Māghapūjā 40rb bhikkhu arahat
  5. Buddha Kassapa: 1x  Māghapūjā 20rb bhikkhu arahat
  6.  Buddha Gotama: 1x Māghapūjā1250 bhikkhu arahat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar