Samana Sasana merupakan Blog yang dibuat untuk menampung beberapa artikel Dhamma, dimana dengan tersedianya artikel-artikel Dhamma baik ilmiah maupun ilmiah orang-orang yang ingin mempelajari Dhamma dapat manjadi lebih mudah, atau hanya untuk mendapat bahan-bahan pembicaraan bagi para pembicara muda. Semoga dengan hadirnya blog ini, dapat membawa manfaat dan kebahagaiaan bagi para pembaca.
Minggu, 26 April 2015
Sabtu, 25 April 2015
Minggu, 12 April 2015
Pesan Waisak 2559TB/2015 Sangha Theravada Indonesia
SAṄGHA THERAVĀDA INDONESIA
Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi,
BSD City Sektor VII Blok C Nomor 6, Tangerang Selatan 15321.
Telp (021) 53167061, Faks. (021)
53156737.
Vihara Mendut, Kotakpos 111, Kota
Mungkid 56501. Telp / Faks (0293) 788564.
PESAN WAISAK 2559/2015
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Dhammaṃcare sucaritaṁ, Na naṁ duccaritaṁ
care
Dhammacārī sukhaṁ seti, Asmiṁ loke
paramhi ca
(Dhammapada 169)
Sepatutnya ia melaksanakan Dhamma dengan
baik, tidak melaksanakan dengan buruk.
Ia yang senantiasa melaksanakan Dhamma,
akan berbahagia di dunia ini dan
di dunia lain.
Hari Trisuci Waisak
memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Guru Agung Buddha Gotama,
yaitu: kelahiran Siddhartha Gotama calon Buddha, pencapaian Pencerahan Sempurna
Buddha, serta kemangkatan Guru Agung Buddha. Tiga peristiwa suci itu terjadi
pada hari yang sama, yaitu hari purnama sidi, bulan Waisak, dengan tahun yang
berbeda-beda: kelahiran calon Buddha tahun 623 SM di Kapilavasthu, India Utara;
Pencerahan Sempurna tahun 588 SM di Bodhgaya, India; dan Buddha mangkat tahun
543 SM pada usia 80 tahun, di Kusinara, India. Hari Trisuci Waisak 2559 tahun
ini jatuh pada tanggal 2 Juni 2015. Seluruh umat Buddha di dunia memperingati
Trisuci Waisak dengan laku puja bakti, meditasi, pendalaman Dhamma ajaran
Buddha, serta kegiatan-kegiatan sosial-budaya Buddhis lain.
Saṅgha Theravāda
Indonesia mengangkat tema Trisuci Waisak 2559/2015: Dhamma Melindungi yang Melaksanakan. Dhamma ajaran Buddha meliputi
tiga aspek, yaitu: pelajaran, pelaksanaan, dan pengalaman. Pelajaran Dhamma
terdapat dalam kitab suci Tipitaka yang memuat kebenaran-Dhamma dan
kemoralan-Vinaya, sedangkan pelaksanaan Dhamma adalah praktik kesusilaan (moral),
praktik keteguhan pikiran (meditasi), dan praktik kebijaksanaan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengalaman Dhamma adalah hasil praktik kesusilaan, keteguhan
pikiran, dan kebijaksanaan, yang berupa lenyapnya penderitaan.
Jumat, 10 April 2015
Selasa, 07 April 2015
Program Pabbajja Sāmaṇera Dan Latihan Aṭṭhasīlani Saṅgha Theravāda Indonesia Tahun 2015
*Note:
- Untuk info lebih lengkap dan persyaratan peserta silakan menghubungi nomor telepon masing-masing wihara penyelenggara, atau dapat mengunjungi website resmi SaṅghaTheravāda Indonesia.
sumber: www.sanghatheravadaindonesia.or.id
PELAKU KEBAJIKAN AKAN BERBAHAGIA DI KEDUA ALAM
PELAKU KEBAJIKAN AKAN BERBAHAGIA DI KEDUA ALAM
(Empat Cakka)
Oleh: Sāmaṇera Yogi Guṇavaro
Guṇapiyo
“Dhammaṁ care sucaritaṁ,
na naṁ duccaritaṁ
care;
Dhammacārī sukhaṁ
seti,
asmiṁ loke paramhi
ca’ti.”
Hendaklah seseorang
hidup sesuai dengan Dhamma
dan tak menempuh
cara-cara jahat.
Barang siapa hidup
sesuai dengan Dhamma,
maka ia akan hidup
bahagia di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
(Dhammapada: 169 –
Loka Vagga)
Apa yang
telintas di dalam pikiran kita saat mendengar kata ‘kebahagiaan’ dan ‘kebajikan’?
Apakah keduanya dapat dipisahkan? Atau?
Kebahagiaan
dan kebajikan adalah dua hal yang saling menopang satu dengan yang lainnya.
Kebahagiaan, kebahagiaan bukan lah hal instan, kebahagiaan yang dapat kita
rasakan merupakan hasil dari kebajikan yang telah kita lakukan, dilakukan
sebelumnya. Ketika seseorang membantu orang lainnya, orang lain tersebut merasa
bahagia dan berpuas hati, kebahagian yang dapat kita rasakan dari kebajikan
tersebut adalah, ketika kita mampu melihat orang yang kita bantu merasa bahagia
dan menikmati pemberian kita. Demikian pula dengan kebahagiaan, kebahagian yang
kita rasakan merupakan suatu kondisi yang baik, yang dapat mendorong kita untuk
berbuat baik lagi, lagi dan lagi. Dengan kata lain, ketika seseorang melakukan
kebajikan dan kemudian berbahagia atas hasil yang diperoleh, orang tersebut di
dorong untuk kembali melakukan kebajikan dengan kebahagiaan yang tengah ia
rasakan.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
SAHABAT YANG BAIK DAN BIJAKSANA Oleh: Sāmaṇera Yogi Guṇavaro Guṇapiyo Sa c ce labhetha nipakaṁ sahāyaṁ saddhiṁ caraṁ sādh...
-
PEMIMPIN DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA Oleh: S ā ma ṇera Yogi Guṇavaro Guṇapiyo “Yo sahassa ṁ sahassena sa ṅgāme mānuse jine ...
-
Minggu, 12 Oktober 2014 -- Vihara Karangdjati Yogjakarta Kata Pindapata berasal dari bahasa Pali yang artinya menerima persembahan ...