Kamis, 08 Mei 2014

CARA MEMIKAT ‘SI SUKSES’ DENGAN DHAMMA



CARA MEMIKAT ‘SI SUKSES’ DENGAN DHAMMA
Oleh: Sāmaṇera Yogi Guṇavaro Guṇapiyo
________________________________________________

Tumhehi Kiccamātappaṁ            akkhātāro tathāgatā
paṭipannā pamokkhanti              jhāyino mārabandhanā.
Engkau sendiri yang harus berusaha,
sedangkan Para Tathagata hanya menunjukan jalan.
Mereka yang tekun bersamadhi dan memasuki jalan ini
Akan terbebas dari belenggu Mara.
(Dhammapada: 276)
Pendahuluan
Pada zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa sukses selalu diukur dengan materi. Banyaknya materi atau ketercukupan materi yang dimiliki seseorang menentukan tingkat sukses yang dicapainya. Yang jadi permasalahan keinginan dan harapan tak sesuai kenyataan, artinya ketika seseorang menginginkan sukses dengan pekerjaan yang mereka inginkan, kenyataannya lapangan pekerjaan yang ada tak sebanyak keinginan orang-orang untuk mendapatkan pekerjaannya. Tetapi ada juga, ketika seseorang telah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang ia inginkan, ia masih juga tak dapat mencapai sukses, gagal! Mengapa? Banyak faktor didalamnya. Fenomena tersebutlah yang membuat banyak orang mencari cara untuk membantunya meraih ‘si sukses’ dalam hal ini ada cara baik dan buruk. Cara baik sebagian orang pergi ke psikiater, ahli mind-navigator, atau pergi mengikuti seminar-seminar motivasi guna membangkitkan motivasinya. Apa kah salah? Tentu tidak, namun berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk ‘si sukses’, padahal ketika anda selesai menemui atau berkonsultasi dengan mereka anda hanya diberikan cara-cara, kiat-kiat, atau strategi-strategi tertentu untuk menjadi sukses, dan bahkan cara-cara tersebut sudah umum kita dengar, tetapi karena anda percaya dengan kredebilitas orang tersebut anda membangun keyakinan (Sadha) pada dirinya. Dengan kata lain yang sekarang anda butuhkan untuk ‘si sukses’ adalah yakin terhadap si pemilik cara dan tau cara-caranya, Buddhisme ada untuk itu.
Pembahasan
Dalam Buddhisme cara-cara menuju sukses ada banyak, sangat banyak, namun sukses dalam pandangan Buddhisme beragam, namun dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini terdapat suatu cara yang mengarahkan seseorang pada kondisi-kondisi berguna yang memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuannya (iddhipāda). Cara-cara ini dapat ditemukan dalam bagian Vibhaṅga (216:413), didalamnya dijabarkan mengenai empat hal tentang kondisi-kondisi berguna yang memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan akhir. Iddhipāda sendiri berasal dari dua suku kata yaitu iddhi (kemampuan lebih) dan pāda (jalan) jadi dapat diartikan bahwa iddhipāda adalah jalan yang luar biasa atau lebih, menjadi luarbiasa karena dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan baik itu untuk seorang perumah tangga atau pabbajita, termaksud untuk meraih sukses didalamnya. Keempat hal tersebut adalah chanda, viriya, citta, dan vimaṁsa.
 
1.       Chanda
Kegembiraan dan kepuasan dalam mengerjakan suatu hal. Ketika seseorang bekerja baik itu dimanapun, hendaknya ia membangun kegembiraan dan kepuasannya. Gembira dalam hal apa? Artinya ketika ia bekerja senangilah pekerjaannya, kerjakanlah pekerjaannya dengan kesenangan, tanpa beban, menganggap bahwa pekerjaan yang sedang dilakukannya adalah teman baik atau kegemarannya, sehingga dalam keadaan apapun ia akan tetap menyenanginya dan bergembira dalam pekerjaannya. Dalam kalahavivādasutta nidessa – khuddaka nikāya ada beberapa hal mengenai kepuasan yang selayaknya ada pada seseorang, yaitu: pariyesa-chanda atau kepuasan dalam pencarian, Paṭtilābha-chanda atau kepuasan dalam mendapatkan, paribogha-chanda atau kepuasan dalam makanan, sannidhi-canda atau kepuasan dalam persediaan, dan visasajjana-chanda atau kepuasan dalam pengorbanan. Dengan kegembiraan dan kepuasan seseorang dapat mencapai kesuksesan, suatu contoh: seorang desainer dalam pekerjaannya harus menyertakan kegembiraan atas pekerjaannya dan kepuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya, sehingga akan menghasilkan sesuatu yang maksimal dan tentunya disenangi para konsumen.
2.       Viriya
Usaha bersemangat dalam melakukan sesuatu. Bersemangat dalam melakukan sesuatu ini ada kaitannya dengan usaha gigih (Utthana-sampada), semangat disini bukan semangat yang membabi buta atau disertai nafsu keinginan yang berlebihan, melainkan diiringi dengan perhatian benar dalam melakukan usaha tersebut.

3.       Citta
Citta dapat diartikan sebagai konsentrasi, yang dalam hal ini berarti memperhatikan dengan sepenuh hati pada hal-hal yang sedang dikerjakan tanpa membiarkannya begitu saja.  Contohnya ketika ia bekerja ia harus memperhatikan dengan baik apa yang ia kerjakan, dengan kata lain ia didorong untuk teliti dalam mengerjakan sesuatu, sehingga kesalahan dapat dihindari.

4.       Vimaṁsa
Memiliki arti bahwa dalam setiap pekerjaan kita harus merenungkan dan menyelidiki alasan-alasan terhadap hal-hal yang sedang kita lakukan. Hal ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang ada sehingga dapat diperbaiki, dengan memperbaiki kekurangan dan kesalahan itu, kita dapat memberikan hasil terbaik dalam setiap pekerjaan.

Penutup
Dengan demikian ketika seseorang mau menumbuhkan keempat cara tersebut didalam dirinya ia akan meraih apa yang menjadi tujuannya termasuk ‘si sukses’ yang kita bahas pada pendahuluan. Oleh sebab itu kegembiraan dalam mengerjakan sesuatu adalah yang utama, jika seseorang telah bergembira dalam melakukan sesuatu pasti akan melakukannya dengan sebaik mungkin dan tanpa keluh, lalu merasa puas, bersemangat, memperhatikan apa yang sedang dikerjakan, dan merenugkan serta menyelidiki apa yang sedang dilakukan merupakan suatu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan, keempat-empatnya tidak dapat di tinggalkan salah satunya, dan yang terpenting itu semua ditumbuhkan bukan oleh orang lain tapi diri sendiri. Lakukan lah cara-cara tersebut sesuai dengan Dhamma, ketika telah dilakukan pastikan apakah ini benar, membawa manfaat atau tidak, dan semua hanya diri sendiri yang dapat memastikannya. Dengan demikian kita dapat menghemat, menghemat uang yang kita gunakan untuk berkonsultasi pada orang-orang yang kita anggap pakar, kenapa? Karena jika anda seorang Buddhis anda tak perlu pakar-pakar lainnya, cukup mempraktikan Dhamma sesuai yang diajarkan dan buktikan hasilnya sendiri, itulah Dhamma psikiater, motivator, atau pakar mind-navigator yang sudah 2500 tahun lalu ada.
Mendut, 19 April 2014, 22:12 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar